Rabu, 14 Maret 2012
Penyesalan tiada Tara
Pagi yang menusuk tulang. Kabut pagi yang sangat tebal menutupi sinar pagi yang cerah. Hembusan angin yang dingin membuat badan tak kuat menahan dinginnya. Bintang malam yang setia menemaniku dalam kesendirian. Syair-syair yang selalu setia mendampingi malam yang sepi dan dinginnya hembusan angin. Aku ingin bertemu dan membelainya walau hanya sekejap. Aku ingin selalu memeluknya setiap pagi, menatap wajah yang mempesona setiap tidurnya yang lelap. Rindu tidak terbendung lagi, hati, fikiran selalu ingat dia. Aku berharap dia bisa mendengar aku walaupun dengan syair sedehana. Hati yang putih akan selalu menunggu kasih yang pergi. Intan yang kau berikan akan selalu melingkar dijariku. Hatiku akan selalu bersinar tak akan padam seperti intan yang kau berikan. Jiwa akan selalu menerima walaupun kau sakitiku berulang-ulang. Kau sudah bukan milikku. Kau pergi dengan hati dan cinta yang ku berikan. Kasihku akan selalu menemani perjalanan panjang dan kehidupanmu. Bukalah mata hati dan lihat dunia dengan jelas dan pasti. Sinar matahari akan selalu bersinar memberi kehangatan. Pagi yang akan mengingatkanmu padaku. Angin yang selalu menusuk tulang dan jiwamu atas kesalahan yang kau lakukan. Hati dan jiwaku tak akan memaksakan diri untuk mendapatkan kesempurnaan. Maafkan aku terlalu memaksakan semua yang aku mau. Ku coba mengerti kepergianmu dari hidupku. Aku akan pastikan suatu hari nanti kau akan meminta ku untuk kembali.
Langganan:
Postingan (Atom)